Sabtu, 16 Januari 2010

perencanaan usaha produksi mesin penyiang gulma padi


1. LATAR BELAKANG
Penurunan produksi pangan khususnya padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %. Di Indonesia pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari. penyiangan manual dengan tangan memerlukan banyak tenaga kerja, berdasarkan survei, kebutuhan tenaga penyiangan untuk penyiangan pertama sebesar 129,4 HOK/ha dan penyiangan kedua sebesar 236 HOK/ha.
Penyiangan secara mekanis menggunakan peralatan bantu seperti garok dan landak sudah banyak digunakan di beberapa wilayah, hanya saja masih dijumpai kendala kapasitas yang rendah (40 - 50 HOK/ha) serta kejerihan kerja cukup tinggi. Tantangan di masa depan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian yang memiliki kecenderungan semakin berkurang. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan mesin penyiang bermotor. Alat ini mampu mengurangi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja.
Kepemilikan mesin ini dapat diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pembelian lewat kelompok dan nantinya diusahakan atau digunakan bersama lewat sistem usaha jasa.
2. PERENCANAAN
2.1. Perencanaan Produk
2.1.1. Desain Produk
Mekanisme Mesin ini sepintas mirip alat landak putar yang didorong oleh operator, hanya saja bedanya piringan putarnya berbentuk segi enam untuk lahan yang dangkal berukuran diameter 35 cm dan berbentuk segi delapan berdiameter 45 cm untuk tanah yang dalam. Tenaga putar didapatkan dari sebuah motor bakar berukuran 2 hp hasil modifikasi motor dari mesin potong rumput gendong kerja mesin penyiang mekanis ini akan baik apabila kondisi lahan dan tanaman sesuai dengan persyaratan mesin ini, yaitu kondisi lahan tergenang air macak-macak setinggi 1-5 cm, kedalaman lapisan lumpur sawah (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur) maksimum 25 cm.
Syarat dari kondisi tanaman yang dikehendaki alat ini adalah jarak tanam antar baris harus lurus dan tetap. Apabila diinginkan penyiangan dalam dua arah membujur dan melintang tanaman padi harus ditanam dalam dua arah membujur dan melintang tanaman padi harus ditanam dalam dua arah lurus, biasanya petani menggunakan caplak untuk membentuk alur sebelum ditanam. Jarak tanam padi sawah di Indonesiasangat bervariasi tergantung kebiasaan petani setempat, namun secara umum yaitu 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, dan 30 x 30 cm









2.1.2. Proses produksi
2.1.2.1. Persiapan bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk 1 buah mesin adalah:
• Pipa Alumunium
• Poros
• Plat besi
• Plat Alumunium
• Pipa besi
• Mesin 2 tak 2 hp
2.1.2.2. Pembuatan bodi
Bodi terbagi menjadi 3 bagian yaitu : sistem kemudi (stang), sistem cakar (heksagonal), sistem Transmisi (gearbox)
• Sistem Kemudi
Sistem kemudi berfungsi mengarahkan mesin ke tempat yang dituju dengan manusia sebagai kontroler dan aktuatornya, bagian ini juga sebagai tempat mesin
Sistem kemudi terbuat dari pipa pipa alumunium dengan tujuan mesin mempunyai massa yang kecil. Pipa alumunium yang dibutuhkan adalah 4 meter. Pipa alumunium dibentuk dengan menggunkan lilitan spiral agar tidak penyok pada watu di bengkokkan. Setelah bengkok disambung menggunakan las acytelin dengan bahan tambah khusus alumunium.
• Sistem Cakar
Sistem cakar merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari roda yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja yang dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi yang dibentuk menggunakan pahat secara manual dan disambung dengan las acytelin. Dan di tengah diameter roda dibuat lubang untuk poros penggerak

• Sistem transmisi
Sistem transmisi diperlukanuntuk merubah putaran mesin 6500 menjadi 2,5 rpm. Sistem transmisi dibuat dengan menggunakan mesin frais dan mesin bubut. Roda gigi terbuat dari poros besi cor dengan karbon tinggi yang mempunyai sifat keras.
2.1.2.3. Mesin
Mesin yang digunakan mesin 2 tak berkekuatan 2 hp berkecepatan 6500 rpm
2.2. Perencanaan Biaya
Untuk merencanakan biaya suatu produksi harus yang harus direncnakan terlebih dahulu adalah kapasitas produksi dan harga jual produk. Kapasitas produksi dari produksi mesin penyiang rumput padi ini adalah 10 unit mesin per bulan atau 120 unit per tahun dengan harga jual Rp. 6.000.000,00 per unit atau Rp. 720.000.000,00 per tahun
2.2.1. Investasi Awal
2.2.1.1. Modal Tetap
No Kelompok Kerja Jumlah
1. Tanah dan Bangunan
• Pembelian 50 m2 @ Rp.10.000,00
• Bangunan 300 m2 @Rp.100.000,00
Rp. 4.000.000,00
Rp. 30.000.000,00
Rp. 34.000.000,00
2. Mesin dan peralatan
• Meja Kerja dan ragum Rp. 1.000.000,00
• Peralatan bengkel Rp. 200.000,00
• Mesin Las acytelin Rp. 1.000.000,00
• Mesin las listrik Rp. 1.500.000,00
• Mesin frais Rp. 30.000.000,00
• Mesin bubut Rp. 25.000.000,00
• Gerinda tangan Rp. 250.000,00
• Bor tangan Rp. 300.000,00
• Peralatan kantor Rp. 100.000,00
Rp. 59.350.000,00
Jumlah Modal Tetap Rp. 93.350.000

2.2.1.2. Modal Kerja
No Kelompok Kerja Jumlah
1. Tenaga Kerja
• Gaji Pegawai
Rp. 1.200.000.00
Rp. 1.200.000.00
2. Persediaan
• Pipa Alumunium Rp. 4.000.000,00
• Poros Baja Rp. 1.000.000,00
• Plat Besi Rp. 750.000,00
• Pipa Besi Rp. 400.000,00
• Mesin 2 tak Rp. 35.000.000,00
• Cat Rp. 100.000,00
• Listrik Rp. 300.000,00
Rp. 41.550.000,00
Jumlah Modal Kerja Rp. 42.750.000,00
jadi investasi awal yang diperlukan untuk memulai usaha produksi ini sebesar Rp. 93.350.000 + Rp. 42.750.000,00 = Rp. 136.100.000,00

2.2.2. Biaya Produksi 1 tahun
2.2.2.1. Biaya Tetap
No Kelompok Biaya Jumlah
1. Gaji & tunjangan Rp. 14.400.000,00
2. Biaya Pemeliharaan
• Mesin
• Bangunan
Rp. 1.741.500,00
Rp. 900.000,00
3. Deprisiasi
• Mesin
• Bangunan
Rp. 11.610.000,00
Rp. 3.000.000,00
4. Bunga Modal
• Modal Tetap
• Modal Kerja
Rp. 11.202.000,00
Rp. 6.412.500,00
5. Biaya umum Rp. 288.000,00
Jumlah Biaya Tetap Rp. 49.554.000,00


2.2.2.2. Biaya Tidak tetap
No Kelompok Kerja Jumlah
1. Tenaga Kerja
• Gaji Pegawai
Rp. 2.880.000.00
2. Persediaan
• Pipa Alumunium Rp. 48.000.000,00
• Poros Baja Rp. 12.000.000,00
• Plat Besi Rp. 9.000.000,00
• Pipa Besi Rp. 4.800.000,00 .
• Mesin 2 tak Rp 420.000.000,00
• Cat Rp. 1.200.000,00
• Listrik Rp. 3.600.000,00
Rp. 41.550.000,00
Jumlah Modal Kerja Rp.501.480.000,00

Total Jumlah Biaya Produksi yang dikeluarkan dalam 1 tahun adalah Rp. 551.034.000,00

2.2.3. B E P (Break Even Point)
BEP adalah titik nilai dimana suatu usaha dapat dikatakan tidak untung dan tidak rugi
• Nilai BEP =
=
• % BEP

• Kapasitas BEP
= % BEP x Produksi Pertahun
= 22 % x 120 unit
= 27 Unit

2.2.4. Perhitungan Payback Period
Payback Period adalah waktu yang diperlukan untuk kembalinya modal yang digunakan untuk usaha produksi
• Tingkat Pengembalian Modal

• Waktu Balik Modal

Jadi dalam jangka waktu tersebut modal yang kita keluarkan sudah kembali

3. KESIMPULAN
Untuk berwirausaha sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan, kita hanya dituntut jeli dalam melihat peluang usaha yang ada. Peluang usaha tersebut kadang-kadang terdapat di lingkungan sekitar kita, seperti peluang usaha pada makalah ini.
Melihat analisa perencanaan produksi dan biaya di atas sangatlah wajar apabila suatu hari nanti menjamur perusahaan-perusahaan yang memproduksi mesin penyiang gulma padi ini karena dapat memangkas biaya operasional pertanian dan memiliki prospek pasar yang bagus dengan keuntungan yang bagus pula.